Pesona Masjid Agung Madani Nasional Islamic Centre, Jadi Ikon Wisata Religi Riau

Penulis: Sabna Sabilla

(Foto: Dok. Pribadi)

Riau merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Provinsi ini terletak di tengah pulau Sumatera dan memiliki banyak tempat wisata. Selain Istana Siak dan Masjid Raya An-Nur, Riau juga memiliki salah satu wisata religi yang terletak di Kabupaten Rokan Hulu yaitu Masjid Agung Madani Nasional Islamic Centre (MAMIC). Masjid ini terletak di Pasir Pengaraian, tepatnya di Jalan Tuanku Tambusai KM. 4, Pematang Berangan, Rambah, Kabupaten Rokan
Hulu, Riau.

Sejarah pembangunan masjid ini digagas oleh Bupati Rokan Hulu Drs. H. Achmad, M.Si. Dimana pada saat itu belum ada tempat shalat berjamaah untuk umat. Masing-masing dinas hanya shalat di mushallanya masing-masing. Karena lingkungan masjid yang berada di wilayah
Pemerintah Daerah, bupati yang pada saat itu menjabat berinisiatif untuk membangun Masjid Agung dengan tujuan untuk menyatukan masyarakat dan pemerintah agar bisa bersatu.

Pembangunan masjid dimulai dengan peletakan batu pertama pada tahun 2008, dan diresmikan penggunaannya pada hari Jum’at tanggal 25 Sya’ban 1431 H atau bertepatan pada 06 Agustus 2010 M oleh bupati Rokan Hulu Drs. H. Achmad, M.Si, dengan menghadirkan salah satu ustadz terkenal yaitu Ustadz Zainuddin MZ.

Masjid ini didirikan diatas lahan seluas 22 hektar dengan luas bangunannya 15.800 meter persegi dan berdaya tampung 15.000 hingga 20.000 jamaah. Pembangunannya didanai dengan
dana dari APBD Kabupaten Rokan Hulu dengan menghabiskan setidaknya 400 milyar rupiah. Tidak heran jika masjid ini juga termasuk salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara. Pengelolaan masjid sepenuhnya diurus oleh badan pengelola masjid yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Rokan Hulu, dan kepala bidangnya adalah Kepala Dinas yang bersangkutan.

Untuk memakmurkan masjid maka diadakan berbagai program kegiatan di masjid ini yang mana masyarakat juga turut andil dalam memakmurkan masjid. Program tersebut diantaranya kegiatan I’tikaf yang dilaksanakan sebulan sekali, pengajian disetiap selasa pagi, dan pengajian bulanan. Sarana dan prasarana yang terdapat di masjid ini diantaranya tempat wudhu, kamar mandi, tempat parkir, air minum isi ulang, 2 pos operasional, dan ambulan.

Selain bangunan utama masjid, juga terdapat beberapa bangunan lain seperti empat menara yang berdiri kokoh di setiap sudut bangunan masjid, dengan tinggi masing-masing 66,66 meter ditambah dengan satu menara utama setinggi 99 meter yang terpisah dari bangunan utama masjid. Memiliki 9 pintu sebagai akses masuk bagi para pengunjung dengan masing-masing 3 pintu berada di tiga sisi bangunan. Selain itu juga terdapat perpustakaan, convention hall, klinik masjid, Taman Kanak-kanak (TK), dan SMP Tahfidz Qur’an.

Salah satu alasan mengapa banyak orang yang tertarik untuk berkunjung ke masjid ini adalah terdapatnya budaya melayu. Dimana tamu yang datang disambut dengan sopan dan ramah tamah, diadakan silahturahmi, dan datang tampak muka pulang tampak punggung. Arsitektur masjid ini mengadopsi bangunan masjid modern bergaya Arabian kental dengan kubah besar berukuran 25 meter di atas atap bangunan utama.

Interior masjid dihiasi dengan berbagai kaligrafi yang indah yang terbuat dari bahan atau batu hias yang berasal dari berbagai daerah. Misalnya seperti batu oksi dari Jawa Timur, batu akik dari Kalimantan, karpet tebal dari Turki, dan terdapat pendingin ruangan di setiap sudut. Terdapat juga lampu gantung yang menggantung dengan megah di tengah masjid dengan berat 2 ton. Masjid ini tampak megah dan indah, cocok dijadikan sebagai wisata religi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Destinasi Wisata Alam Riau yang Sayang untuk Dilewatkan

Bentrok Antara PMII dan HMI UINSU, Tiga Mahasiswa Disandera Dimintai Keterangan

Produk Jurnalistik, Pengertian, dan Penjelasannya